Sabtu, 08 November 2014

Resense Novel Sepatu Dahlan


Resensi Novel
“Sepatu Dahlan”
Pengarang : Khrisna Pabichara












Disusun oleh :
Nama   : Muhammad Anang Aprianto
                 No       : 21
                 Kls       : xii ipa 1







SMA N 1 KALASAN
Bogem, Tamanmartani, Kalasan, Sleman
2014/2015










I. PENDAHULUAN
A. Data Fisik Buku
1.      Judul Buku                   : Sepatu Dahlan
2.      Pengrang                      :  Khrisna Pabichara
3.      Penerbit                        : PT. Mizan publika
4.      Cetakan Ke-                :  VII, September 2012
5.      Tahun Terbit                : September 2012
6.      Kota Terbit                   : Jakarta
7.      Nomor ISBN               : 978-602-9498-24-0
8.      Tebal Buku                   : 2.5 cm
9.      Jumlah halaman           : 392 halaman
10.  Ukuran buku                : 14 cm x 21 cm
11.  Harga buku                 : Rp 50.000,00
12.  Jenis cover                   : Hard cover
13.  Berat buku                  :  400 gram
B. Sampul buku
            
II. PEMBAHASAN
Sinopsis novel
Di sebuah kampung di Magetan, ada anak kampung yang bernama “Dahlan”. Dia adalah seorang anak yang dilahirkan dari keluarga kurang mampu di Kampung Kebon Dalem, Magetan. Ia adalah anak ketiga dari empat saudara. Di mempunyai dua orag kakak yaitu Mbak Sofwai yang kuliah diluar kota dan Mbak Atun yang bekerja di samarinda dan adiknya, Zain belum mulai bersekolah. Ayahnya bekerja serabutan, dan ibunya adalah seorang ahli pembatik di kampungnya. Dahlan hidup dalam suasana keluarga yang miskin, tak jarang ia dan keluarganya sering berpuasa hanya karena tak punya uang untuk membeli makanan. Cita-cita kecil Dahlan kala itu ialah memiliki sepasang sepatu dan sepeda. Setelah lulus dari Sekolah, Impian untuk melanjutkan sekolah ke SMP favorit di Magetan, yaitu SMP 1 Magetan gagal karena ayahnya tidak menyetujui keinginan Dahlan tersebut, ayahnya lebih memilih MTs Takeran daripada SMP 1 Magetan. Beberapa hari berselang, Ketika Dahlan pulang dari sekolah, Dahlan mendapati ibunya muntah darah dan sedang tergeletak di lantai, Dahlan pun sangat panik melihat itu. Kemudian ibu Dahlan pun dibawa ke rumah sakit.. Setelah kejadian itu, Dahlan berjalan untuk berangkat ke sekolah ia bertemu dengan Maryati yang sedang menaiki sepeda cantiknya. Pada waktu itu Maryati menawarkan Dahlan untuk belajar sepeda, namun Dahlan menolak tawaran Maryati tersebut karena Dahlan takut bila nanti ia akan terjatuh.Tetapi, Maryati terus memaksa Dahlan untuk mencobanya, pada akhirnya Dahlan pun mau menerima tawaran Maryati. Namun, tiba-tiba Dahlan dan Maryati yang diboncengnya seketika jatuh ke selokan, kecelakaan tersebut membuat sepeda Maryati yang ia naiki penyok-penyok. Kejadian itu dilihat oleh aisha. Setelah kejadian tersebut Dahlan dan maryanti  pun terpaksa pulang kembali untuk mengganti bajunya yang basah kuyup.sesampainya dirumah, ia melihat bendera kuning yang dipasang didepan rumahnya,ternyata Sosok ibu yang sangat ia sayangi telah meninggalkan ia untuk selama-lamanya. Di  MTs Takeran, Dahlan terpilih menjadi ketua tim bola voli MTs Takeran. Karena ada perlombaan bola voli se-kecamatan, Dahlan dan teman-temannya berlatih keras agar permainan tim-nya kompak satu sama lain. Setelah beberapa pertandingan  pada akhirnya mereka sampai juga di babak final, tim lain yang masuk babak final tim dari SMP1 Magetan. Menjelang Pertandingan melawan SMP 1 Magetan di babak final, Panitia merubah sedikit peraturan tetapi dengan dibantu pihak sekolah  bersama-samaakhirnya bisa terselesaikan. Dan akhirnya tim bola voli MTs Takeran  menang dari pada SMP 1 Magetan .Atas kemenangan itu ,tim bola voli Gorang-gareng meminta Dahlan untuk dijadikan pelatih. Dahlan dijanjikan akan dibayar dengan upah yang lumayan besar.
Setelah uang sudah terkumpul, akhirnya ia bisa mewujudkan impian besarnya yaitu Membeli sepasang sepatu dan bahkan ia juga bisa membelikan sepasang sepatu untuk adiknya walaupun  hanya sepatu bekas.
Hari demi hari telah ia lewati tanpa sadar ia sudah hampir lulus dari Madrasah Aliyah. Namun, setelah lulus dari Madrasah Aliyah, Dahlan merasa bingung dengan tujuan dan cita-citanya antara Tetap tinggal di kampung atau  merantau  ke kota mencari uang untuk kuliah sesuai janjinya kepada aisah akan lulus sarjana muda. Setelahmasalah terselsaikan, akhirnya Dahlan pun diizinkan ayahnya untuk kuliah.
III. PENUTUP
A.  Penilaian Isi Buku
Kelebihan
a.    Segi Fisik :
1.    Sampul dan  gambarnya menarik
2.    Harganya cukup terjangkau  bila dibandingkan dengan isi cerita dari novel
3.    Dilengkapi dengan gambar ilustrasi, sehingga pada saat membaca tidak menjadi cepat bosan dan jenuh.
b.    Segi isi :
1.    Ceritanya cukup menarik
2.    Memiliki banyak amanat bagi para pembaca karena novel ini menceritakan perjuangan  untuk menggapai hidup yang lebih baik.
3.    Mampu membuka  jiwa dan hati pembaca bahwa dimanapun dan  siapapun  kita wajib untuk mengejar dengan keras meski harus bersusah susah untuk mewujudkan apapun mimpi kita.

Kekurangan
a.         Segi fisik :
1.    Tulisanya terlalu rapat
2.    Karena menggunakan kata berbahasa jawa, Alangkah lebih baik jika di bawah diberi keterangan arti makna tersebut, sehingga tidak mengurangi pesan penulis secara langsung.
b.    Segi isi :
1.    Isi novel ini tidak terlalu menegangkan, sehingga ceritanya hanya sedih dan sedih saja tidak membuat tegang si pembaca.
2.    Sebaiknya, Menggunakan kata-kata hiperbola, sehingga pembaca menjadi ikutan bahagia karenanya.
B.  Kesimpulan
Menurut saya, Novel ini patut dibaca karena  mampu membuka  jiwa dan hati seseorang yang  membaca bahwa kehidupan ini memang sangat rumit dan keras apalagi kehidupan yang dialami oleh orang yang miskin . jika kita mempunyai mimpi maka untuk mengejar mimpi  itu kita harus berusaha  dengan keras untuk mewujudkanya walaupun  jika dipikir –pikir mimpi itu tidak akan terwujud. Tetapi, asalkan berusaha pasti mimpi itu akan terwujud.

C.  Riwayat Hidup Pengarang
KRHISNA PABICHARA lahir di borongtammatea, kabupaten jeneponto sekitar 89 kilometer dari makassar, sulawesi selatan pada 10 november 1975. Putar kelima dari sepasang petani –yadli malik Dg. Novel ini, sepatu dahlan, adalah buku ke-14 yang dianggitnya.

Ayah dua orang putri, yang kerap disapa daeng marewa ini, bekerja sebagi penyunting lepas dan aktif dalam berbagaikegiatan literasi. Dia bisa disapa dan diajak berbicara berbagi hal terutama pernak-pernik #bahasa indonesia, lewat twitter-nya :@1bichara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tae kwon do

tae kwon do