TEKS
DRAMA
Bejo
dan Laptop Ajaib
Di sebuah kerajaan hidup seorang putri cantik, namun
sampai ssat ini belum juga mendapatkan jodoh. Suatu hari penjual- penjual di
pasar sangat sibuk dan asyik membicarakan putri cantik yang tinggal di kerajaan
itu.
Penjual :
“Eh bu, tau gak putri yang tinggal di
kerajaan itu ?”
Pembeli 1 :
“ Iya- iya saya tau bu, yang cuantiknya nggak karuan itu to bu.”
Pembeli
2 : “ Halah bu, cuantik- cauntik yo
percuma, belum laku-laku juga,sampai sekarang
belum nikah to?!.”
Pembeli 3 :
“ Ya mbok di biarin aja to bu, kan namanya juga putri masih muda.”
Penjual : “ Yo eman- eman, cantik-cantik belum
ada laki- laki yang mau melamar, kalau kaya gitu biar nikah saja sama anak ku.
Pembeli 2 :
“Huss, aneh- aneh aja to bu bu, ya ibu tu
ngaca dulu kita tu cuma orang rendahan,gak mungkin lah orang kalangan rendah
kayak kita ini menikah dengan anggota kerajaan.”
Penjual : “ Iya sih, ya siapa tau aja bu,kan
lumayan ngrubah nasib, soale pingin cepet kaya.”
Pembeli
1 : “ Walah walah ngimpi kok
tinggi-tinggi nanti jatuh sakit lo bu”.
Pembeli
3 : “ Eh sudah-sudah bu malah
ngpmongin orang, nggak baik lho. Ya sudah ini berapa bu?” ( memperlihatkan
belanjaannya)
Penjual
: “ Ya itu 5000”.
Sementara itu seorang
pemuda memainkan keahlian tangannya untuk mencuri sayur mayur dan buah buahan
yang di jual di pasar. Dan tiba- tiba preman pasar mengetahui aksi pemuda itu.
Preman : “ Woy Bejo, gak bosen nyuri di sini. Butuh tak
peringati berapa kali lagi ha. Pasar ini tu wilayah kekuasaan ku!” (Memegang baju
bejo dan mengangkatnya)
Bejo : “ Hehe santai-santai bro,
Cuma iseng doang.” (mengeles). Eh liat tu di sana ada bocah ayu tenan.”
(Menunjuk)
Preman :
“ Endi, di mana !”
Bejo :
“ Hahaha gampang banget di bohongin.” ( Lari secepat kilat)
Preman :
“ Kurang ajar.Awas jangan lari kamu.” ( Mengejar Bejo)
Bejo lari secepat mungkin untuk menghindari kejaraan
preman pasar itu. Di tengah jalan Bejo bersembunyi, sementara itu preman pasar
kewalahan mencari Bejo.
Preman : “ Huh, capek. Di mana bocah kurang
ajar itu. Wes ah pinggang ku malah encok.”( kembali ke pasar)
Bejo : (Keluar dari persembunyian) “
Akhirnya pergi juga orang itu, wah jadi olah raga ni”.
Saat Bejo berjalan pulang tiba- tiba ada seorang nenek tua
meminta bantuan padanya.
Nenek Tua :
“ Tolong- tolong!”
Bejo :
“ Nek, ada apa?” ( Menghampiri)
Nenek Tua :
“ Tolong Cu, barang nenek hilang di dalam gua . Apakah kamu bisa bantu nenek?”
Bejo :
“ Pasti Nek, benda nenek yang hilang seperti apa betuknya?”
Nenek Tua :
“ Bentuknya kotak berwarna hitam dan bisa di buka tutup.”
Bejo :
“oke Nek, ayo antarkan aku ke gua itu.”
Bejo dan Nenek Tua itu pergi ke Gua tempat barang
Nenek itu hilang. Gua itu sangat jauh melewati banyak jalan dan jalan. Saat
sampai ke tempat yang dituju, ternyata tertutp oleh batu besar. Nenek itu
membacakan sebuah mantra dan akhirnya batu pun bergeser.
Nenek
Tua : “ Cepat ambil benda ku yang
hilang di dalam gua itu,karena waktumu hanya 10 menit, kalau lebih dari itu
pintu batu itu akan tertutup.
Bejo :
“ Baik!”
Bejo pun masuk ke dalam gua yang berisikan banyak
barang. Bejo hanya melihat barang- barang dan mengecek satu-satu sambil
memperhatikannya, sampai 5 menit sudah berlalu. Saat Bejo berkeliling, dia
melihat dua buah benda yang dapat dibuka tutup seperti yang dikatakan nenek tua
itu, dia melihat buku dan benda aneh
yang belum pernah dilihatnya,kemudian dia mengambil kedua-duanya. Dari luar
Sang Nenek hanya berteriak.
Nenek Tua :
“ Cepatlah waktu mu hampir habis!”
Bejo :
“ Iya nek sebentar.” (berteriak) “ Mungkin buku ini yang di maksud nenek.”
10 menit berlalu,terjadi gempa di dalam gua dan batu
besar itu menutup kembali.
Bejo : “ Bagaimana ini aku tak bisa
keluar. Tolong- Tolong.” (Berteriak). Eh tunggu-tunggu kira-kira benda aneh ini apa ya”.
Bejo pun membersihkan debu yang menempel pada benda
aneh itu, dia buka benda itu dan dilapnya bagian dalam benda itu dan tidak
sengaja Bejo memencet tombol pada benda itu. Dan keluarlah makhluk aneh.
Mr. Jin :
“ Hahahahaha”.
Bejo :” si..si..siapa..pa
ka..ka..mu..”(mulut bergetar)
Mr. Jin :”Saya
adalah Jin dari abad ke 21 saya dapat mengabulkan apa saja permintaan mu,
ngomong- ngomong panggil saya Mr. Jin. Karena kamu sudah mengeluarkan ku dari
laptop itu saya akan berikan kamu 5 permintaan”.
Bejo :
“ Ha Cuma 5? Tidak saya minta 4 permintaan !”.
Mr jin : “
Oke kalau begitu 2 permintaan”.
Bejo :
“ Nggak 3,saya mau 3 atau tidak sma sekali”.
Mr. Jin : “
Dasar ababil, baiklah 3 permintaan apa permintaan pertama mu?”
Bejo
:” Oke kalau begitu, keluarkan saya dari
gua ini”.
Kemudian Bejopun dapat keluar dari gua tersebut.Saat
Bejo keluar, Nenek tua itu sudah menunggu lama di luar gua. Bejo memberi
tahukan kepada Nenek itu kalau dia menemukan apa yang nenek itu cari. Dia
memberikan buku yang dia temukan. Namun tenyata nenek itu tidak mengiginkan
buku melainkan laptop yang dibawa Bejo
Bejo :
“ Nek ini buku yang Nenek cari!”
Nenek tua :
“ Bukan ini yang aku cari, kesabaranku sudah hilang.” ( melepaskan jubah)
Bejo :
“ Kamu ternyata bukan seorang nenek nenek.”
Penyihir : “ Bukan aku adalah seorang
penyihir. Cepat berikan benda yang ada di tangnmu selain buku!”
Bejo : “ Tidak akan aku berikan!” (
berlari menjahui penyihir)
Penyihir : “ Larilah, aku masih dapat
menangkapmu. Hahahah!”
Bejo pun berlari sekencang mungkin, badannya
berkeringat sampai tauk kuat lagi ia berlari.Tak sengaja dia menabrak seorang
gadis, dan gadis itu terjatuh.
Surti :
(terjatuh) “ Aduh”.
Bejo :
“ Eh maaf neng, saya nggak sengaja. Kamu nggak kenapa-kenapa kan?”(mengulurkan
tangan)
Surti :
(meraih tangan bejo dan berdiri) “ Iya gpp kok”.
Bejo :
( memandang Surti) “ Kamu kenapa pake cadar, jelek ya?”
Surti :
“ Ha. Embb iya aku jelek mending kamu nggak usah liat muka ku”.
Bejo :
(tertawa) “ Cuma bercanda kok, ngomong-ngomong rumah mu mana neng?”
Surti :
( terbata-bata bingung menjawab) emmmmb di istana”.
Bejo : “ Ha di istana? Oh maksudnya neng
ini juga pegawai di kerajaan”.
Surti :
“ Eh iya gitu maksud ku”
Bejo :
“ Owalah, ya ws ayo aku antarkan pulang”.
Surti :”eh
kagak deh, aku bisa sendiri”.
Bejo :
“ Halah wis gak po-po, itung” sebagai permintaan maaf ku”. (menarik tangan
Surti)
Bejo dan Surti terus berjalan dan akhirnya mereka
sampai di pintu gerbang kerajaan. Dari dalam istana sang ratu melihat Surti
berjalan dengan pemuda itu
Surti :
“ Makasih ya udah di mau ngantar aku”. ( tersenyum)
Bejo :
“ Alah sante wae, Oh iya besok kapan-kapan kita bisa ketemu lagi kan?”.
Surti :
“ Tentu, ya wis kang aku tak masuk dulu”.
Kemudian Surti masuk, di dalam ibunya sudah
menunggu.
Ibu : “ Dari mana aja to nduk,
kabur-kabur lagi, gelem po kamar mu tak kunci dari luar”.
Surti : “ Maaf bu, saya Cuma pingin
cari suasana baru”.
Ibu : “ Udah ibu bilang kan, di
luar sana nggak aman, dan jangan sekali-kali main sama orang yang belum kamu
kenal, apa lagi tadi kamu sama siapa? Bajunya aja compang-camping gitu dia itu
nggak selevel sama kita”.
Surti : “ La ibu ki py to, saya aja
nggak pernah boleh keluar gimana bisa main sama orang asing”.
Ibu : “ Pokoknya Ibu nggak mau
tau kamu harus tetap di sini. Dan jangan sekali-kalibertemu dengan orang itu
lagi! Pena sini!” (memanggil penasihat kerajaannya)
Penasihat : “ Iya. Ada apa nyo?”
Ibu : “ Tolong suruh pengawal
menyelidiki, siapa orang yang tadi sore mengantar Surti. Dan tolong kamu jaga
Surti jangan sampai dia keluar lagi”.
Penasihat : “ Oke nyo laksanakan.
Hari-hari
surti selalu ditemani sang penasihat, dan kemudian.
Surti : “ Pena sini deh, kamu emang
nggak kasian sama aku, kamu mau po dikurung kaya aku gini?”.
Penasihat : “ Ih ogah lah”.
Surti : “ Tu kan kamu aja nggak mau,
mbok ayo to akunyadibantu biar bisa keluar istana lagi”.
Penasihat : “ Tapi kalo Nyo marah piye? Kamu ki
putri mbok ya uwis diistana wae”.
Surti : “ Ayolah Pleaseee.....
Yayayaya?” (memelas)
Penasihat : “ Hduh ya udah oke lah kalau begitu, ndang
kana aku tak mengawasi keadaan, tapi inget sebelum matahari terbenam kamu udah
harus kembali”
Surti : “ Hehehe oke, maturnuwun,
muuumumumu”.
Surti
kemudian keluar istana dan berkeliling desa.
Sementara
itu di rumah Bejo yang sangat sederhana.
Bejo : “ Huh, capek nan, panas banget
lagi. Aku pingin segelas air.Tunggu bukannya aku punya Jin.” ( Membuka Laptop
dan memencet tombol power)
Mr.
Jin : (menelpon seseorang) “
Iya sayang aku sekarang terjebak di masa lalu, mana tempatnya primitif banget
lagi, kamu kangen aku ya sayang.” ( meneruskan telponnya)
Bejo : “ Jin Mr. Jin hei Mr. Jin aku
ingin meminta sesuatu!”
Mr.
Jin : “ Iya- iya, mau minta
apa?”
Bejo : “ Aku pingin segelas air,
tapi di rumah ku nggak ada satu pun yang dapat aku minun di rumah ku ini.
Apakah aku bias meminta emas dan perhiasan lain agar aku menjadi kaya?”
Mr.
Jin : “ Jelas bisa, Bim sa
labim. Ini dia bro air dan perhiasan yang kamu minta.”
Bejo : “ Serius ini Mr. Jin semua
benda ini buat aku.”
Mr.
Jin : “ Yaiyalah. Tapi ingat
kamu hanya punya 1 permintaan terakhir”
Setelah
itu bejo membuka kotak perhiasan yang di berikan Mr Jin. Sekarang Bejo sudah
menjadi orang kaya. Kini rumah Bejo tak lagi kumuh
seperti dulu, semua kebutuhannya terpenuhi. Kini Bejo tidak perlu lagi mencuri
di pasar lagi. Ketika Bejo duduk diteras rumah, dia melihat seorang wanita
cantik yang berjalan anggun lewat depan rumahhya.
Bejo :”
Alangkah cantik nya wanita itu, siapa dia? Dari cara dia berjalan sepertinya
itu si eneng yang kemarin, ah tapi mana mungkin kemarinkan dia pakai cadar buat
nutupin mukanya yang jelek, ini kan cantkik, masak iya dia punya Mr. Jin juga
terus minta biar dia dirubah jadi cantik, gak mungkin” (mondar-mandir)
.Dengan wajah bingung masih
memikirkan gadis itu, Tejo pergi ke rumah Wati, sahabatnya.
Tejo :
“ Hello Tejo datang”.
Wati :
“ Walah kamu to,tak kira siapa, kok le nggaya pake basa inggris segala”.
Tejo :
(tertawa)
Wati :
“ Eh, Tejo kusut amat tu muka, kayak belum disetrika.”
Tejo :
“ Gini Wat, kemarin itu aku ketemu sama cewek, atiku ki wis rasanya jadi nggak
karuan, apa aku suka ya sama dia, tapi dia tu jelek, eh ya nggak tau ding wong
dia pake cadar .”
Wati : (
kaget) “ Ha kamu suka sama orang jelek, rasah wae to jo jo, kan masih ada yang
cantik”.
Tejo :
“ Siapa kamu gitu?”
Wati : “
Ha genah reti, eh maksud ku ya kalau menurutmu begitu,kenapa tanya lagi!
Tejo :
( tertawa) “ Yo gak mungkin lah ti, kita itu temenan sejak kecil, bahkan waktu
kita masih di kandungan, kita udah mainan sepak bola bareng to. Kamu tu juga
baik banget sama aku udah parhatian bangaet sama aku, kamu tu pokok e best
friend deh”.
Wati : “
Hah, kamu tu kok gak peka bangat to Jo !.”
Tejo :
“ Aku gak ngerti, peka apa to ?”
Wati : “
Kamu bodoh, kamu gak ngerti perasaan ku. Ya aku selalu memperhatikanmu, aku
selalu baik sama kamu karna aku suka sama kamu. Tapi kamu malah suka sama orang
yang belum kamu kenal”. “ JAHAT!!!” (Berlari menangis menjauhi Tejo)
Tejo :
“ Eh wati..... ha dia kenapa? Ngomong- ngomong aku salah apa?.” ( Masih
bingung)
Wati hanya terus berlari, dan akhirnya datanglah penyihir
jahat menghampiri Wati.
Penyihir : “
Kenapa nak kok?”
Wati : “
Seorang laki- laki telah menyakiti hatiku.”
Penyihir : “
Siapa yang telah menyakiti gadis secantik kamu?”
Wati : “
Tejo orang yang aku suka.”
Penyihir : “
Hah , Tejo!”
Wati : “
nenek mengenalnya.”
Penyihir : “
Dia telah mencuri barang nenek, saat nenek memintanya, nenenk didorong dan
dipukul ( muka sedih yang licik)
Wati : “
dia setega itu sama nenek, aku nggak nyangka.”
Penyihir : “
Apakah kamu mau membantu nenek mengambil barang yang Tejo curi dan juga
membalaskan dendam nenek”
Wati bingung, karena tak mungkin dia akan setega itu pada
Tejo, namun karena dia di pengaruhi sihir nenek tua itu, akhirnya dia mau.
Wati : Baiklah nek aku mau, aku juga sudah sakit
hati terhadap Tejo. Aku juga ingin membalaskan dendam ku.”
Penyihir dan Wati akhirnya berkomplotan untuk merencanakan
aksi balas dendam pada Tejo.
Sementara itu Tejo kembali ke rumah dengan menunggangi
sepedanya, di tengah jalan dia bertemu gadis bercadar itu lagi.
Tejo :
“ Eh neng,neng…..”.
Surti :
( menoleh dan hanya diam bingung melihat penampilan pemuda itu sangat berbeda)
Tejo :
“ Neng yang kemarin kan, ayo aku antar, kamu mau kemana?”.
Surti : “
oh ya boleh, ngomong-ngomong abang yang kemarin bukan to?”
Tejo :
“ yo ho’o lah neng, kenapa beda ya?”
Surti :
“ Iya bang, kita mau kemana ya?”
Tejo :
“ Bagaimana kalau ke rumah ku saja”.
Surti :
“ kalau tidak merepotkan, boleh”.
Tejo dan Surti pulang menuju rumah Tejo, semntara itu.
Pengawal suruhan penasihat ratupun mengikutinya untuk menyelidiki asal-usul
Tejo. Sesampainya di rumah Tejo, sang pengawal kaget karna melihat rumah Tejo
yang begitu besar dan penuh dengan barang-barang mewah. Namun pengwal itu tak
langsung memberitahukan kepada ratu tentang hal itu, dia malah asyik
berpacaran.
Sementara itu Tejo dan Surti.
Tejo :
“ Ini rumah ku maaf ya neng kalau kotor dan jelek”.
Surti :
“ Walah sama aja kok bang”.
Tiba-tiba ada angin yang bertiup, tak sengaja cadar yang
dipakai Surti pun terbang. Tejo sanat kaget melihat Surti yang ternyata Putri
kerajaan.
Tejo :
(terbata-bata) “ jaaa jaa jadi kamu adalah putri? Jadi selama ini aku bersama
dengan purti kerajaan”.
Surti :
“ Eh iya sory-sory aku Cuma nggak mau kamu deket sama aku Cuma karna aku
seorang putri”
Tejo :
“ walah-walah yo ndak mungkin aku gak pernah punya pikiran kaya gitu, malah
pertama kali aku ketemu kamu waktu kamu ngaku kalau jelek aku udah punya
perasaan sama kamu”.
Kemudian mereka mulai berbicara serius tentang hubungannya,
samapi-sampai hari sudah larut. Surti meminta agar dia segera di antarkan ke
Istana. Sesampainya disana terlihan ratu Nuna sedang berbincang dengan
penasihat.
Ratu Nuna : “
walah piye to kamu ki, sekarag Putri ku dimana? Kamu mau tanggung jawab kalau
terjadi sesuatu sma putri ku”.
Penasihat : “
Ya sory deh nyo, kan tadi sya baru ditoilet tu kebelet, eh pas saya keluar tu
ya, putri udah nggak ada”.
Kemudian datang Surti dan Tejo
Ratu Nuna : “ Surti.. darimana saja kamu? Dan siapa dia? Bukankah kamu
pemuda yang pakai baju compang-camping kemarin kenapa jadi berubah gini ya?
Alah tetep aja level bawah paling baju Cuma minjem.Apa yang kamu lakukan di
istanaku? ( melihat ke Arah Tejo)
Surti : “ Begini Bu, Tejo ini……”
Ratu Nuna : “ SETOP SETOP SETOP Surti jangan ikut campur dalam masalah
ini biar Ibu yang mengatasinya. Jawablah Tejo benarkan namanu Tejo.”
Tejo : “ Benar Ratu, nama saya Tejo.
Maksud saya ke sini untuk melamar Surti dan ini saya sudah membawa perhiasan
dan seserahan untuk Surti.
Ratu
Nuna : “ Hah dari mana perhiasan ini
kamu dapatkan, apa pekerjaan mu dan apakah kamu keturunan konglomerat.”
Tejo : “ Emm” ( tak bias menjawab)
Ratu
Nuna : “ Kamu hanya orang rendah
yang beruntung dapatkan kekayaan, tak tau asal usul kehidupannya. Apakah kamu
lulus sebagai seorang sarjana atau berpangkat tinggi?”
Tejo : “ Saya tak pernah besekolah.”
Ratu
Nuna : “ Cih, orang seperti ini yang
mau melamar anakku, orang tak berpendidikan mau kamu berikan apa kepada anakku
jika hartamu itu sudah habis. Yah mungkin saja kamu tak bisa melakukan apa apa.
Karena kenapa soalnya kamu tidak mempunyai keahlian baca dan tulis.”
Surti : “ Ibu terlalu kejam berbicara
orang yang aku cintai seperti itu.” ( menangis pergi menuju kamar)
Ratu
Nuna : “ Dasar anak jaman sekarang,
Penasehat usir anak itu dari sini.”
Penasehat : “ Baik Ratu” “ Nak sebaiknya kamu
pulang saja.”
Tejo
pulang dengan lesu, dan Surti hanya menangis di dalam kamar serta dapat
disimpulkan mereka berdua terkena syndrome galau.
Tiba-tiba
pengawal datang memberitahukan kepada
Penasehat kalau pemuda itu sebenarnya seorang kaya raya. Sesegera
mungkin penasehat memberitahukan pada Ratu Nuna
Penasihat : “ Permisi, bolehkah saya masuk?”
Ratu
Nuna : “ Iya ada apa?”
Penasihat : “ Aduh embb piye yo. Aduh kasih tau
nggak ya? Aduhjadi bingung saya?”
Ratu
Nuna : “ Eh dasar penasihat
alay,kebanyakan odah-aduh wae. Ada apa?”
Penasihat
: “Hehehe gini nyo jadi tadi
pengawal melihat kalau Putri pergi ke rumah pemuda tadi, danternyata…..”
Ratu
Nuna : “ Ternyata apa ,ah kekehan
basa basi to kamu ki!”
Penasihat : “ Ternyata si bocah tadi itu pemuda
yang kaya raya”.
Ratu
Nuna : “ APAAAAA!!! Tiwas tadi tak
usir ya udah kalau begitu aku setuju dia melamar putriku”.
Penasihat : “ Tapi pemuda itu kan tidak bias baca
tulis nyo?”
Ratu
Nuna : “ Oh iya, waduh bagaimana ini
aduh jadi galau”.
Penasihat : “ Tenang nyo kan ada saya disini”.
Ratu
Nuna : “ oke kamu tak kasih tugas
buat ngurusi semua ini aku pingin terima jadi, semua udah beres, dan satu lagi
kamu jangan bilang-bilang surti kalau aku merestui dia”
Penasihat
pun khawatir dengan keadaan sang putri. Penasehat pun mengunjungi kamar sang
putri.
Penasehat : “ Putri bolehkah hamba masuk.”
Surti : “ Hiks hiks, boleh penasehat
masuklah.”
Penasehat : “Putri, apakah anda sudah baikan?”
Surti : “ Bagaimana aku bisa baik
penasehat, Ibu sungguh kejam.”
Penasehat : “ Tapi itu untuk kebaikan putri juga.”
Surti : “ Tidak, Ibu hanya
mementingkan dirinya sendiri.”
Penasehat : “ Jangan berfikir seperti itu, mungkin
hamba bisa menolong.”
Surti : “ Tolonglah kami Penasehat,
bantulah Tejo untuk belajar baca dan tulis.”
Penasehat : “ Baik Putri.”
Saat
mendengar permintaan Putri akhirnya ia pergi ke rumah Tejo. Disisi lain
penyihir dan Wati melihat gerak- gerik Tejo dari air sakti di embernya.
Penyihir
: “ Hahaha, ternyata Tejo itu
belum bisa baca dan tulis benar- benar memalukan.”
Wati : “ Penyihir jangan Cuma ketawa,
tangan ini sudah mulai gatal ingin menonjok muka Tejo agar dia merasakan sakit
yang ku rasakan.”
Penyihir : “ Sabarlah, menurut dugaan ku Tejo
akan menyelesaikan pelajarannya selama 1 minggu, saat hari terakhir itulah kita
akan mencuri laptop itu. Hahaha.”
Wati : “ Hahehhahe, aja kamu kenapa
saat hari terakhir. Itu terlalu lama.”
Penyihir : “ Pikiranmu terlalu gegabah, saat
hari terakhir itulah ,dia akan dapat tertidur lelap karena dapat menyelesaikan
pelajarannya.”
Wati : “ Oiyaya, nenek tua-tua api
pinter juga ya. Hahahaha ”
Penyihir : “
Kurang ajar, tak sihir jadi tambah ayu lo kamu”.
Wati : “ Ciaaaelahh nek yo cetho maul
ah aku, siapa yang nggak mau disihir jadi cantik”.
Penyihir : Oh iyo lupa, tak sihir jadi buruk
rupa maksud ku”
Wati : “ hehehehe pissss nek,Cuma
bercanda kok, santé-sante. Tapi emang bias nenk ngubah aku jadi jelek kan aku
emang udah terlahir jadi cantik. Hahahha”
Penyihir : “ Apaaaaa cantikan kemana-mana aku
keles, wis lah meneng wae mengganggu konsentrasi ku saja”.
Hari
pertama Tejo mulai belajar baca tulis.
Penasehat : “ Assalamualaikum.”
Tejo : “ Waalaikumsalam. Penasehat
ada apa kemari.”
Penasehat : ( membuka kertas gulungan) “ Saudara
Tejo putri memberi tugas kepada saya untuk mengajari saudara baca dan tulis.” “
Ada tanda tangan asli putri lo.”
Tejo : “Baiklah, silahkan masuk.”
Penasehat : “ Pertama- tama, hafalkan abjad ini
dulu dan tulis.”
Mr.
Jin : “ Oh My God, hari gini
belum bisa baca tulis. Wow banget.”
Tejo : “ Diam kamu Mr. Jin.”
Penasehat : “ Kamu ngomong sama siapa Tejo.”
Tejo : “ Gak sama siapa siapa.”
Mr.
Jin : ( Memberi muka mengejek)
1Minggu
kemudian
Tejo : “ Hore aku udah bisa baca
tulis teriama kasih penasehat.”
Penasehat : “ Sama- sama. Tugas ku sudah selesai.
Pergi dulu ya.”
Malamnya
saat Tejo tertidur lelap akhirnya Penyihir dan Wati memulai aksinya. Saat
mengendap- endap…..( diam sejenak)…. Laptop pun diambil tapi salah satu sepatu
penyihir terjatuh di sana. Tidak hanya itu Wati juga menculik Putri Surti untuk
membalaskan dendamnya dengan disandera.
Tejo : “ Udah pagi, Mr. Jin, Mr.
Jin. Loh kok gak ada Mr. Jin! ( menemukan sepatu sebelah) “ Apa ini, wah sepatu, kok ada
tulisannya. Milik penyihir jika ditemukan harap dikembalikan. Eh ada alamatnya
juga Jl. Jogja – Solo deket proliman truss MADE IN CIBADUYUT. Mungkin dia
pencurinya!”
Tejo
pun pergi ke alamat yang tertera di sepatu sang penyihir.
Tejo : “Jl. Jogja- Solo deket
proliman emm, ini dia. Penyihir keluarlah.”
Penyihir : “ Tejo, kenapa kamu tau alamatku.”
Tejo : “ Apakah kamu lupa di sepatu
mu ada tulisan nama dan alamatmu. Kenapa tidak sekalian aja KTP, SIM, BPKB di
taruh situ.”
Penyihir : “ Oiyaya lupa.”
Tejo : “ Sekarang serahkan Laptop
ku.”
Penyihir : “Apakah kamu berani memintanya jika
aku membawa sandera ini. Wati bawa kemari”
Surti : “ Tejo, Tolong aku Tejo!”
Tejo : “ Wati tak mengira kamu jahat
sekali, kamu bukan sahabatku lagi.”
Wati : “ Hah, sahabat. Emang aku
bukan sahabat mu lagi. Hati ini sungguh sakit Tejo, dan semua ini sudah
terlambat Hhahah. Aku akan membunuhnya secara perlahan, agar kamu bisa melihat
kasihmu mati dengan waktu lama.”
Tejo : “ Tidak.”
Tiba-
tiba penasehat dan Ratu Nuna datang ketempat itu.
Ratu
Nuna : “ hei ada apa ini
ribut-ribut”. ( membelakangi)
Penasihat : “ Ih nyo itu disana, wah jan”. (
membalikkan badan Ratu)
Ratu
Nuna : “ Oh iyo.hehehe. Weh Duh
putriku sing uayu kok kamu di situ to nak, kalau kamu bias lepas ibu akan merestui
kamu dengan pemuda itu, lepaskan Putriku”.
Penasihat : “ Lepaskan dia, lapaskan anak nyo
ku”.
Penyihir : “ Enak aje dia udah jadi sndra ku
tau. (tertawa)
Lalu penasihat mengendap- endap mengambil
Laptop itu dan memberikannya ke Tejo.
Penyihir : “ Wati ambilkan laptop ajaib itu,
akan aku kirim mereka ke neraka”. (tertawa)
Wati : ( mencari-carinya)
Tejo : “ Ini yang kamu cari
penyihir. Mr. Jin keluarlah.”
Penyihir : “ Wati kenapa kamu tak menjaganya!”
Wati : “ Yeee emang aku
pembantumu,bisa kamu suruh-suruh”.
Mr.
Jin pun muncul
Mr.
Jin : ( mendengarkan lagu
lewat headphone)
Tejo
+ Surti + Penyihir + Wati + Penasehat :
( Melongo)
Tejo : “ Jin Mr Jin Ini darurat.”
Mr.
Jin : “ Ape ah ganggu aja.”
Tejo
: “ Mr. jin, ah kau ini.
Lihat lihat!!!!!”. (menunjuk sekeliling)
Mr.
jin : “ He eh waduh kok kaya
gini”. Hahahaha sory nory strowbery ma men. Oke apa yang bias ku bantu?”
Tejo : “ Baiklah ini permintaan
terakhirku aku ingin Penyihir itu gila kan kembalikan Wati sahabatku menjadi
seperti dulu lagi”
Mr.
Jin : “ Oh Cuma itu toh. Oke ,
aku sihir kalian.”
Penyihir
pun menjadi gila. Wati sahabat Tejo juga kembali seperti normal, tidak
terpengaruh sihir nenek gila itu. Akhirnya Ratu Nuna mengijinkan Tejo dan Surti
menikah karena Tejo sudah bisa baca tulis dan menolong Surti dari bahaya.
Mereka hidup bahagia selamanya.
Mr.
Jin memberikan salam perpisahan untuk
Tejo di acara pernikahannya.
Mr.
Jin : “ Maaf yey kalau eke
banyak salah sama lo. Ini pertemuan terakhir kita, jangan lupa kirim pesan
lewat BBM, atau We chat, Kakao Talk juga gak papa, kalo bisa lewat twitter aja
gue pasti follback elo.”
Tejo : “ Heh.” ( Melongo)
Mr.
Jin : “ Dada see you next
time.”
Tejo : “ Eh gak ikut foto bareng ni
Mr.Jin.”
Mr.Jin : “ Oya sekalian buat foto profil
twitter ah, jangan lupa nanti di like ya.”
Semua
tokoh foto bersama di acara pernikahan Tejo dan Putri Surti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar