Senin, 15 Desember 2014

Teks Drama

TEKS DRAMA
Bejo dan Laptop Ajaib
Di sebuah kerajaan hidup seorang putri cantik, namun sampai ssat ini belum juga mendapatkan jodoh. Suatu hari penjual- penjual di pasar sangat sibuk dan asyik membicarakan putri cantik yang tinggal di kerajaan itu.
Penjual            : “Eh bu, tau gak  putri yang tinggal di kerajaan itu ?”
Pembeli 1        : “ Iya- iya saya tau bu, yang cuantiknya nggak karuan itu to bu.”
Pembeli 2        : “ Halah bu, cuantik- cauntik yo percuma, belum laku-laku juga,sampai sekarang   belum nikah to?!.”
Pembeli 3        : “ Ya mbok di biarin aja to bu, kan namanya juga putri masih muda.”
Penjual            : “ Yo eman- eman, cantik-cantik belum ada laki- laki yang mau melamar, kalau kaya gitu biar nikah saja sama anak ku.
 Pembeli 2       : “Huss, aneh- aneh  aja to bu bu, ya ibu tu ngaca dulu kita tu cuma orang rendahan,gak mungkin lah orang kalangan rendah kayak kita ini menikah dengan anggota kerajaan.”
Penjual            : “ Iya sih, ya siapa tau aja bu,kan lumayan ngrubah nasib, soale pingin cepet kaya.”
Pembeli 1        : “ Walah walah ngimpi kok tinggi-tinggi nanti jatuh sakit lo bu”.
Pembeli 3        : “ Eh sudah-sudah bu malah ngpmongin orang, nggak baik lho. Ya sudah ini berapa bu?” ( memperlihatkan belanjaannya)
Penjual            : “ Ya itu 5000”.
Sementara itu seorang pemuda memainkan keahlian tangannya untuk mencuri sayur mayur dan buah buahan yang di jual di pasar. Dan tiba- tiba preman pasar mengetahui aksi pemuda itu.
Preman            : “ Woy  Bejo, gak bosen nyuri di sini. Butuh tak peringati berapa kali lagi ha. Pasar ini tu wilayah kekuasaan ku!” (Memegang baju bejo dan mengangkatnya)
Bejo                 : “ Hehe santai-santai bro, Cuma iseng doang.” (mengeles). Eh liat tu di sana ada bocah ayu tenan.” (Menunjuk)
Preman            : “ Endi, di mana !”
Bejo                 : “ Hahaha gampang banget di bohongin.” ( Lari secepat kilat)
Preman            : “ Kurang ajar.Awas jangan lari kamu.” ( Mengejar Bejo)
Bejo lari secepat mungkin untuk menghindari kejaraan preman pasar itu. Di tengah jalan Bejo bersembunyi, sementara itu preman pasar kewalahan mencari Bejo.
Preman            : “ Huh, capek. Di mana bocah kurang ajar itu. Wes ah pinggang ku malah encok.”( kembali ke pasar)
Bejo                 : (Keluar dari persembunyian) “ Akhirnya pergi juga orang itu, wah jadi olah raga ni”.
Saat Bejo berjalan  pulang tiba- tiba ada seorang nenek tua meminta bantuan padanya.
Nenek Tua       : “ Tolong- tolong!”
Bejo                 : “ Nek, ada apa?” ( Menghampiri)
Nenek  Tua      : “ Tolong Cu, barang nenek hilang di dalam gua . Apakah kamu bisa bantu   nenek?”
Bejo                 : “ Pasti Nek, benda nenek yang hilang seperti apa betuknya?”
Nenek Tua       : “ Bentuknya kotak berwarna hitam dan bisa di buka tutup.”
Bejo                 : “oke Nek, ayo antarkan aku ke gua itu.”
Bejo dan Nenek Tua itu pergi ke Gua tempat barang Nenek itu hilang. Gua itu sangat jauh melewati banyak jalan dan jalan. Saat sampai ke tempat yang dituju, ternyata tertutp oleh batu besar. Nenek itu membacakan sebuah mantra dan akhirnya batu pun bergeser.
Nenek Tua       : “ Cepat ambil benda ku yang hilang di dalam gua itu,karena waktumu hanya 10 menit, kalau lebih dari itu pintu batu itu akan tertutup.
Bejo                 : “ Baik!”
Bejo pun masuk ke dalam gua yang berisikan banyak barang. Bejo hanya melihat barang- barang dan mengecek satu-satu sambil memperhatikannya, sampai 5 menit sudah berlalu. Saat Bejo berkeliling, dia melihat dua buah benda yang dapat dibuka tutup seperti yang dikatakan nenek tua itu, dia melihat buku dan  benda aneh yang belum pernah dilihatnya,kemudian dia mengambil kedua-duanya. Dari luar Sang Nenek hanya berteriak.
Nenek Tua       : “ Cepatlah waktu mu hampir habis!”
Bejo                 : “ Iya nek sebentar.” (berteriak) “ Mungkin buku ini yang di maksud nenek.”
10 menit berlalu,terjadi gempa di dalam gua dan batu besar itu menutup kembali.
Bejo                 : “ Bagaimana ini aku tak bisa keluar. Tolong- Tolong.” (Berteriak). Eh tunggu-tunggu  kira-kira benda aneh ini apa ya”.
Bejo pun membersihkan debu yang menempel pada benda aneh itu, dia buka benda itu dan dilapnya bagian dalam benda itu dan tidak sengaja Bejo memencet tombol pada benda itu. Dan keluarlah makhluk aneh.
Mr. Jin             : “ Hahahahaha”.
Bejo                 :” si..si..siapa..pa ka..ka..mu..”(mulut bergetar)

Mr. Jin             :”Saya adalah Jin dari abad ke 21 saya dapat mengabulkan apa saja permintaan mu, ngomong- ngomong panggil saya Mr. Jin. Karena kamu sudah mengeluarkan ku dari laptop itu saya akan berikan kamu 5 permintaan”.
Bejo                 : “ Ha Cuma 5? Tidak saya minta 4 permintaan !”.
Mr jin              : “ Oke kalau begitu 2 permintaan”.
Bejo                 : “ Nggak 3,saya mau 3 atau tidak sma sekali”.
Mr. Jin             : “ Dasar ababil, baiklah 3 permintaan apa permintaan pertama mu?”

Bejo                 :” Oke  kalau begitu, keluarkan saya dari gua ini”.

Kemudian Bejopun dapat keluar dari gua tersebut.Saat Bejo keluar, Nenek tua itu sudah menunggu lama di luar gua. Bejo memberi tahukan kepada Nenek itu kalau dia menemukan apa yang nenek itu cari. Dia memberikan buku yang dia temukan. Namun tenyata nenek itu tidak mengiginkan buku melainkan laptop yang dibawa Bejo
Bejo                 : “ Nek ini buku yang Nenek cari!”
Nenek tua        : “ Bukan ini yang aku cari, kesabaranku sudah hilang.” ( melepaskan jubah)
Bejo                 : “ Kamu ternyata bukan seorang nenek nenek.”
Penyihir           : “ Bukan aku adalah seorang penyihir. Cepat berikan benda yang ada di tangnmu selain buku!”
Bejo                 : “ Tidak akan aku berikan!” ( berlari menjahui penyihir)
Penyihir           : “ Larilah, aku masih dapat menangkapmu. Hahahah!”
Bejo pun berlari sekencang mungkin, badannya berkeringat sampai tauk kuat lagi ia berlari.Tak sengaja dia menabrak seorang gadis, dan gadis itu terjatuh.
Surti                : (terjatuh) “ Aduh”.
Bejo                 : “ Eh maaf neng, saya nggak sengaja. Kamu nggak kenapa-kenapa kan?”(mengulurkan tangan)
Surti                : (meraih tangan bejo dan berdiri) “ Iya gpp kok”.
Bejo                 : ( memandang Surti) “ Kamu kenapa pake cadar, jelek ya?”
Surti                : “ Ha. Embb iya aku jelek mending kamu nggak usah liat muka ku”.
Bejo                 : (tertawa) “ Cuma bercanda kok, ngomong-ngomong rumah mu mana neng?”
Surti                : ( terbata-bata bingung menjawab) emmmmb di istana”.
Bejo                 : “ Ha di istana? Oh maksudnya neng ini juga pegawai di kerajaan”.
Surti                : “ Eh iya gitu maksud ku”
Bejo                 : “ Owalah, ya ws ayo aku antarkan pulang”.
Surti                :”eh kagak deh, aku bisa sendiri”.
Bejo                 : “ Halah wis gak po-po, itung” sebagai permintaan maaf ku”. (menarik tangan Surti)
Bejo dan Surti terus berjalan dan akhirnya mereka sampai di pintu gerbang kerajaan. Dari dalam istana sang ratu melihat Surti berjalan dengan pemuda itu
Surti                : “ Makasih ya udah di mau ngantar aku”. ( tersenyum)
Bejo                 : “ Alah sante wae, Oh iya besok kapan-kapan kita bisa ketemu lagi kan?”.
Surti                : “ Tentu, ya wis kang aku tak masuk dulu”.
Kemudian Surti masuk, di dalam ibunya sudah menunggu.
Ibu                   : “ Dari mana aja to nduk, kabur-kabur lagi, gelem po kamar mu tak kunci dari luar”.
Surti                : “ Maaf bu, saya Cuma pingin cari suasana baru”.
Ibu                   : “ Udah ibu bilang kan, di luar sana nggak aman, dan jangan sekali-kali main sama orang yang belum kamu kenal, apa lagi tadi kamu sama siapa? Bajunya aja compang-camping gitu dia itu nggak selevel sama kita”.
Surti                : “ La ibu ki py to, saya aja nggak pernah boleh keluar gimana bisa main sama orang asing”.
Ibu                   : “ Pokoknya Ibu nggak mau tau kamu harus tetap di sini. Dan jangan sekali-kalibertemu dengan orang itu lagi! Pena sini!” (memanggil penasihat kerajaannya)
Penasihat         : “ Iya. Ada apa nyo?”
Ibu                   : “ Tolong suruh pengawal menyelidiki, siapa orang yang tadi sore mengantar Surti. Dan tolong kamu jaga Surti jangan sampai dia keluar lagi”.
Penasihat         : “ Oke nyo laksanakan.
Hari-hari surti selalu ditemani sang penasihat, dan kemudian.
Surti                : “ Pena sini deh, kamu emang nggak kasian sama aku, kamu mau po dikurung kaya aku gini?”.
Penasihat         : “ Ih ogah lah”.
Surti                : “ Tu kan kamu aja nggak mau, mbok ayo to akunyadibantu biar bisa keluar istana lagi”.
Penasihat         : “ Tapi kalo Nyo marah piye? Kamu ki putri mbok ya uwis diistana wae”.
Surti                : “ Ayolah Pleaseee..... Yayayaya?” (memelas)
Penasihat         : “ Hduh ya udah oke lah kalau begitu, ndang kana aku tak mengawasi keadaan, tapi inget sebelum matahari terbenam kamu udah harus kembali”
Surti                : “ Hehehe oke, maturnuwun, muuumumumu”.
Surti kemudian keluar istana dan berkeliling desa.
Sementara itu di rumah Bejo yang sangat sederhana.
Bejo                 : “ Huh, capek nan, panas banget lagi. Aku pingin segelas air.Tunggu bukannya aku punya Jin.” ( Membuka Laptop dan memencet tombol power)
Mr. Jin             : (menelpon seseorang) “ Iya sayang aku sekarang terjebak di masa lalu, mana tempatnya primitif banget lagi, kamu kangen aku ya sayang.” ( meneruskan telponnya)
Bejo                 : “ Jin Mr. Jin hei Mr. Jin aku ingin meminta sesuatu!”
Mr. Jin             : “ Iya- iya, mau minta apa?”
Bejo                 : “ Aku pingin segelas air, tapi di rumah ku nggak ada satu pun yang dapat aku minun di rumah ku ini. Apakah aku bias meminta emas dan perhiasan lain agar aku menjadi kaya?”
Mr. Jin             : “ Jelas bisa, Bim sa labim. Ini dia bro air dan perhiasan yang kamu minta.”
Bejo                 : “ Serius ini Mr. Jin semua benda ini buat aku.”
Mr. Jin             : “ Yaiyalah. Tapi ingat kamu hanya punya 1 permintaan terakhir”
Setelah itu bejo membuka kotak perhiasan yang di berikan Mr Jin. Sekarang Bejo sudah menjadi orang kaya. Kini rumah Bejo tak lagi kumuh seperti dulu, semua kebutuhannya terpenuhi. Kini Bejo tidak perlu lagi mencuri di pasar lagi. Ketika Bejo duduk diteras rumah, dia melihat seorang wanita cantik yang berjalan anggun lewat depan rumahhya.

Bejo                 :” Alangkah cantik nya wanita itu, siapa dia? Dari cara dia berjalan sepertinya itu si eneng yang kemarin, ah tapi mana mungkin kemarinkan dia pakai cadar buat nutupin mukanya yang jelek, ini kan cantkik, masak iya dia punya Mr. Jin juga terus minta biar dia dirubah jadi cantik, gak mungkin” (mondar-mandir)

.Dengan wajah bingung masih memikirkan gadis itu, Tejo pergi ke rumah Wati, sahabatnya.

Tejo                 : “ Hello Tejo datang”.
Wati                : “ Walah kamu to,tak kira siapa, kok le nggaya pake basa inggris segala”.
Tejo                 : (tertawa)

Wati                : “ Eh, Tejo kusut amat tu muka, kayak belum disetrika.”
Tejo                 : “ Gini Wat, kemarin itu aku ketemu sama cewek, atiku ki wis rasanya jadi nggak karuan, apa aku suka ya sama dia, tapi dia tu jelek, eh ya nggak tau ding wong dia pake cadar .”
Wati                : ( kaget) “ Ha kamu suka sama orang jelek, rasah wae to jo jo, kan masih ada yang cantik”.
Tejo                 : “ Siapa kamu gitu?”
Wati                : “ Ha genah reti, eh maksud ku ya kalau menurutmu begitu,kenapa tanya lagi!
Tejo                 : ( tertawa) “ Yo gak mungkin lah ti, kita itu temenan sejak kecil, bahkan waktu kita masih di kandungan, kita udah mainan sepak bola bareng to. Kamu tu juga baik banget sama aku udah parhatian bangaet sama aku, kamu tu pokok e best friend deh”.
Wati                : “ Hah, kamu tu kok gak peka bangat to Jo !.”
Tejo                 : “ Aku gak ngerti, peka apa to ?”


Wati                : “ Kamu bodoh, kamu gak ngerti perasaan ku. Ya aku selalu memperhatikanmu, aku selalu baik sama kamu karna aku suka sama kamu. Tapi kamu malah suka sama orang yang belum kamu kenal”. “ JAHAT!!!” (Berlari menangis menjauhi Tejo)
Tejo                 : “ Eh wati..... ha dia kenapa? Ngomong- ngomong aku salah apa?.” ( Masih bingung)


Wati hanya terus berlari, dan akhirnya datanglah penyihir jahat menghampiri Wati.
Penyihir           : “ Kenapa nak kok?”
Wati                : “ Seorang laki- laki telah menyakiti hatiku.”
Penyihir           : “ Siapa yang telah menyakiti gadis secantik kamu?”
Wati                : “ Tejo orang yang aku suka.”
Penyihir           : “ Hah , Tejo!”
Wati                : “ nenek  mengenalnya.”
Penyihir           : “ Dia telah mencuri barang nenek, saat nenek memintanya, nenenk didorong dan dipukul ( muka sedih yang licik)
Wati                : “ dia setega itu sama nenek, aku nggak nyangka.”
Penyihir           : “ Apakah kamu mau membantu nenek mengambil barang yang Tejo curi dan juga membalaskan dendam nenek”

Wati bingung, karena tak mungkin dia akan setega itu pada Tejo, namun karena dia di pengaruhi sihir nenek tua itu, akhirnya dia mau.

Wati                :  Baiklah nek aku mau, aku juga sudah sakit hati terhadap Tejo. Aku juga ingin membalaskan dendam ku.”
Penyihir dan Wati akhirnya berkomplotan untuk merencanakan aksi balas dendam pada Tejo.

Sementara itu Tejo kembali ke rumah dengan menunggangi sepedanya, di tengah jalan dia bertemu gadis bercadar itu lagi.
Tejo                 : “ Eh neng,neng…..”.
Surti                : ( menoleh dan hanya diam bingung melihat penampilan pemuda itu sangat berbeda)
Tejo                 : “ Neng yang kemarin kan, ayo aku antar, kamu mau kemana?”.
Surti                : “ oh ya boleh, ngomong-ngomong abang yang kemarin bukan to?”
Tejo                 : “ yo ho’o lah neng, kenapa beda ya?”
Surti                : “ Iya bang, kita mau kemana ya?”
Tejo                 : “ Bagaimana kalau ke rumah ku saja”.
Surti                : “ kalau tidak merepotkan, boleh”.

Tejo dan Surti pulang menuju rumah Tejo, semntara itu. Pengawal suruhan penasihat ratupun mengikutinya untuk menyelidiki asal-usul Tejo. Sesampainya di rumah Tejo, sang pengawal kaget karna melihat rumah Tejo yang begitu besar dan penuh dengan barang-barang mewah. Namun pengwal itu tak langsung memberitahukan kepada ratu tentang hal itu, dia malah asyik berpacaran.
Sementara itu Tejo dan Surti.
Tejo                 : “ Ini rumah ku maaf ya neng kalau kotor dan jelek”.
Surti                : “ Walah sama aja kok bang”.
Tiba-tiba ada angin yang bertiup, tak sengaja cadar yang dipakai Surti pun terbang. Tejo sanat kaget melihat Surti yang ternyata Putri kerajaan.
Tejo                 : (terbata-bata) “ jaaa jaa jadi kamu adalah putri? Jadi selama ini aku bersama dengan purti kerajaan”.
Surti                : “ Eh iya sory-sory aku Cuma nggak mau kamu deket sama aku Cuma karna aku seorang putri”
Tejo                 : “ walah-walah yo ndak mungkin aku gak pernah punya pikiran kaya gitu, malah pertama kali aku ketemu kamu waktu kamu ngaku kalau jelek aku udah punya perasaan sama kamu”.
Kemudian mereka mulai berbicara serius tentang hubungannya, samapi-sampai hari sudah larut. Surti meminta agar dia segera di antarkan ke Istana. Sesampainya disana terlihan ratu Nuna sedang berbincang dengan penasihat.
Ratu Nuna       : “ walah piye to kamu ki, sekarag Putri ku dimana? Kamu mau tanggung jawab kalau terjadi sesuatu sma putri ku”.
Penasihat         : “ Ya sory deh nyo, kan tadi sya baru ditoilet tu kebelet, eh pas saya keluar tu ya, putri udah nggak ada”.
Kemudian datang Surti dan Tejo

Ratu Nuna       : “ Surti.. darimana saja kamu? Dan siapa dia? Bukankah kamu pemuda yang pakai baju compang-camping kemarin kenapa jadi berubah gini ya? Alah tetep aja level bawah paling baju Cuma minjem.Apa yang kamu lakukan di istanaku? ( melihat ke Arah Tejo)
Surti                : “ Begini Bu, Tejo ini……”
Ratu Nuna       : “ SETOP SETOP SETOP Surti jangan ikut campur dalam masalah ini biar Ibu yang mengatasinya. Jawablah Tejo benarkan namanu Tejo.”
Tejo                 : “ Benar Ratu, nama saya Tejo. Maksud saya ke sini untuk melamar Surti dan ini saya sudah membawa perhiasan dan seserahan untuk Surti.
Ratu Nuna       : “ Hah dari mana perhiasan ini kamu dapatkan, apa pekerjaan mu dan apakah kamu keturunan konglomerat.”
Tejo                 : “ Emm” ( tak bias menjawab)
Ratu Nuna       : “ Kamu hanya orang rendah yang beruntung dapatkan kekayaan, tak tau asal usul kehidupannya. Apakah kamu lulus sebagai seorang sarjana atau berpangkat tinggi?”
Tejo                 : “ Saya tak pernah besekolah.”
Ratu Nuna       : “ Cih, orang seperti ini yang mau melamar anakku, orang tak berpendidikan mau kamu berikan apa kepada anakku jika hartamu itu sudah habis. Yah mungkin saja kamu tak bisa melakukan apa apa. Karena kenapa soalnya kamu tidak mempunyai keahlian baca dan tulis.”
Surti                : “ Ibu terlalu kejam berbicara orang yang aku cintai seperti itu.” ( menangis pergi menuju kamar)
Ratu Nuna       : “ Dasar anak jaman sekarang, Penasehat usir anak itu dari sini.”
Penasehat        : “ Baik Ratu” “ Nak sebaiknya kamu pulang saja.”

Tejo pulang dengan lesu, dan Surti hanya menangis di dalam kamar serta dapat disimpulkan mereka berdua terkena syndrome galau.
Tiba-tiba pengawal datang memberitahukan kepada  Penasehat kalau pemuda itu sebenarnya seorang kaya raya. Sesegera mungkin penasehat memberitahukan pada Ratu Nuna
Penasihat         : “ Permisi, bolehkah saya masuk?”
Ratu Nuna       : “ Iya ada apa?”
Penasihat         : “ Aduh embb piye yo. Aduh kasih tau nggak ya? Aduhjadi bingung saya?”
Ratu Nuna       : “ Eh dasar penasihat alay,kebanyakan odah-aduh wae. Ada apa?”
Penasihat         : “Hehehe gini nyo jadi tadi pengawal melihat kalau Putri pergi ke rumah pemuda tadi, danternyata…..”
Ratu Nuna       : “ Ternyata apa ,ah kekehan basa basi to kamu ki!”
Penasihat         : “ Ternyata si bocah tadi itu pemuda yang kaya raya”.
Ratu Nuna       : “ APAAAAA!!! Tiwas tadi tak usir ya udah kalau begitu aku setuju dia melamar putriku”.
Penasihat         : “ Tapi pemuda itu kan tidak bias baca tulis nyo?”
Ratu Nuna       : “ Oh iya, waduh bagaimana ini aduh jadi galau”.
Penasihat         : “ Tenang nyo kan ada saya disini”.
Ratu Nuna       : “ oke kamu tak kasih tugas buat ngurusi semua ini aku pingin terima jadi, semua udah beres, dan satu lagi kamu jangan bilang-bilang surti kalau aku merestui dia”

Penasihat pun khawatir dengan keadaan sang putri. Penasehat pun mengunjungi kamar sang putri.

Penasehat        : “ Putri bolehkah hamba masuk.”
Surti                : “ Hiks hiks, boleh penasehat masuklah.”
Penasehat        : “Putri, apakah anda sudah baikan?”
Surti                : “ Bagaimana aku bisa baik penasehat, Ibu sungguh kejam.”
Penasehat        : “ Tapi itu untuk kebaikan putri juga.”
Surti                : “ Tidak, Ibu hanya mementingkan dirinya sendiri.”
Penasehat        : “ Jangan berfikir seperti itu, mungkin hamba bisa menolong.”
Surti                : “ Tolonglah kami Penasehat, bantulah Tejo untuk belajar baca dan tulis.”
Penasehat        : “ Baik Putri.”

Saat mendengar permintaan Putri akhirnya ia pergi ke rumah Tejo. Disisi lain penyihir dan Wati melihat gerak- gerik Tejo dari air sakti di embernya.

Penyihir           : “ Hahaha, ternyata Tejo itu belum bisa baca dan tulis benar- benar memalukan.”
Wati                : “ Penyihir jangan Cuma ketawa, tangan ini sudah mulai gatal ingin menonjok muka Tejo agar dia merasakan sakit yang ku rasakan.”
Penyihir           : “ Sabarlah, menurut dugaan ku Tejo akan menyelesaikan pelajarannya selama 1 minggu, saat hari terakhir itulah kita akan mencuri laptop itu. Hahaha.”
Wati                : “ Hahehhahe, aja kamu kenapa saat hari terakhir. Itu terlalu lama.”
Penyihir           : “ Pikiranmu terlalu gegabah, saat hari terakhir itulah ,dia akan dapat tertidur lelap karena dapat menyelesaikan pelajarannya.”
Wati                : “ Oiyaya, nenek tua-tua api pinter juga ya. Hahahaha ”
Penyihir           : “  Kurang ajar, tak sihir jadi tambah ayu lo kamu”.
Wati                : “ Ciaaaelahh nek yo cetho maul ah aku, siapa yang nggak mau disihir jadi cantik”.
Penyihir           : Oh iyo lupa, tak sihir jadi buruk rupa maksud ku”
Wati                : “ hehehehe pissss nek,Cuma bercanda kok, santé-sante. Tapi emang bias nenk ngubah aku jadi jelek kan aku emang udah terlahir jadi cantik. Hahahha”
Penyihir           : “ Apaaaaa cantikan kemana-mana aku keles, wis lah meneng wae mengganggu konsentrasi ku saja”.


Hari pertama Tejo mulai belajar baca tulis.
Penasehat        : “ Assalamualaikum.”
Tejo                 : “ Waalaikumsalam. Penasehat ada apa kemari.”
Penasehat        : ( membuka kertas gulungan) “ Saudara Tejo putri memberi tugas kepada saya untuk mengajari saudara baca dan tulis.” “ Ada tanda tangan asli putri lo.”
Tejo                 : “Baiklah, silahkan masuk.”
Penasehat        : “ Pertama- tama, hafalkan abjad ini dulu dan tulis.”
Mr. Jin             : “ Oh My God, hari gini belum bisa baca tulis. Wow banget.”
Tejo                 : “ Diam kamu Mr. Jin.”
Penasehat        : “ Kamu ngomong sama siapa Tejo.”
Tejo                 : “ Gak sama siapa siapa.”
Mr. Jin             : ( Memberi muka mengejek)

1Minggu kemudian
Tejo                 : “ Hore aku udah bisa baca tulis teriama kasih penasehat.”
Penasehat        : “ Sama- sama. Tugas ku sudah selesai. Pergi dulu ya.”

Malamnya saat Tejo tertidur lelap akhirnya Penyihir dan Wati memulai aksinya. Saat mengendap- endap…..( diam sejenak)…. Laptop pun diambil tapi salah satu sepatu penyihir terjatuh di sana. Tidak hanya itu Wati juga menculik Putri Surti untuk membalaskan dendamnya dengan disandera.

Tejo                 : “ Udah pagi, Mr. Jin, Mr. Jin. Loh kok gak ada Mr. Jin! ( menemukan sepatu  sebelah) “ Apa ini, wah sepatu, kok ada tulisannya. Milik penyihir jika ditemukan harap dikembalikan. Eh ada alamatnya juga Jl. Jogja – Solo deket proliman truss MADE IN CIBADUYUT. Mungkin dia pencurinya!”
Tejo pun pergi ke alamat yang tertera di sepatu sang penyihir.
Tejo                 : “Jl. Jogja- Solo deket proliman emm, ini dia. Penyihir keluarlah.”
Penyihir           : “ Tejo, kenapa kamu tau alamatku.”
Tejo                 : “ Apakah kamu lupa di sepatu mu ada tulisan nama dan alamatmu. Kenapa tidak sekalian aja KTP, SIM, BPKB di taruh situ.”
Penyihir           : “ Oiyaya lupa.”
Tejo                 : “ Sekarang serahkan Laptop ku.”
Penyihir           : “Apakah kamu berani memintanya jika aku membawa sandera ini. Wati bawa kemari”
Surti                : “ Tejo, Tolong aku Tejo!”
Tejo                 : “ Wati tak mengira kamu jahat sekali, kamu bukan sahabatku lagi.”
Wati                : “ Hah, sahabat. Emang aku bukan sahabat mu lagi. Hati ini sungguh sakit Tejo, dan semua ini sudah terlambat Hhahah. Aku akan membunuhnya secara perlahan, agar kamu bisa melihat kasihmu mati dengan waktu lama.”
Tejo                 : “ Tidak.”

Tiba- tiba penasehat dan Ratu Nuna datang ketempat itu.
Ratu Nuna       : “ hei ada apa ini ribut-ribut”. ( membelakangi)
Penasihat         : “ Ih nyo itu disana, wah jan”. ( membalikkan badan Ratu)
Ratu Nuna       : “ Oh iyo.hehehe. Weh Duh putriku sing uayu kok kamu di situ to nak, kalau kamu bias lepas ibu akan merestui kamu dengan pemuda itu, lepaskan Putriku”.
Penasihat         : “ Lepaskan dia, lapaskan anak nyo ku”.
Penyihir           : “ Enak aje dia udah jadi sndra ku tau. (tertawa)

 Lalu penasihat mengendap- endap mengambil Laptop itu dan memberikannya ke Tejo.
Penyihir           : “ Wati ambilkan laptop ajaib itu, akan aku kirim mereka ke neraka”. (tertawa)
Wati                : ( mencari-carinya)
Tejo                 : “ Ini yang kamu cari penyihir. Mr. Jin keluarlah.”
Penyihir           : “ Wati kenapa kamu tak menjaganya!”
Wati                : “ Yeee emang aku pembantumu,bisa kamu suruh-suruh”.

Mr. Jin pun muncul
Mr. Jin             : ( mendengarkan lagu lewat headphone)
Tejo + Surti + Penyihir + Wati + Penasehat   : ( Melongo)
Tejo                 : “ Jin Mr Jin Ini darurat.”
Mr. Jin             : “ Ape ah ganggu aja.”

Tejo                 : “ Mr. jin, ah kau ini. Lihat lihat!!!!!”. (menunjuk sekeliling)
Mr. jin             : “ He eh waduh kok kaya gini”. Hahahaha sory nory strowbery ma men. Oke apa yang bias ku bantu?”
Tejo                 : “ Baiklah ini permintaan terakhirku aku ingin Penyihir itu gila kan kembalikan Wati sahabatku menjadi seperti dulu lagi”
Mr. Jin             : “ Oh Cuma itu toh. Oke , aku sihir kalian.”

Penyihir pun menjadi gila. Wati sahabat Tejo juga kembali seperti normal, tidak terpengaruh sihir nenek gila itu. Akhirnya Ratu Nuna mengijinkan Tejo dan Surti menikah karena Tejo sudah bisa baca tulis dan menolong Surti dari bahaya. Mereka hidup bahagia selamanya.
Mr. Jin  memberikan salam perpisahan untuk Tejo di acara pernikahannya.
Mr. Jin             : “ Maaf yey kalau eke banyak salah sama lo. Ini pertemuan terakhir kita, jangan lupa kirim pesan lewat BBM, atau We chat, Kakao Talk juga gak papa, kalo bisa lewat twitter aja gue pasti follback elo.”
Tejo                 : “ Heh.” ( Melongo)
Mr. Jin             : “ Dada see you next time.”
Tejo                 : “ Eh gak ikut foto bareng ni Mr.Jin.”
Mr.Jin              : “ Oya sekalian buat foto profil twitter ah, jangan lupa nanti di like ya.”

Semua tokoh foto bersama di acara pernikahan Tejo dan Putri Surti.


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tae kwon do

tae kwon do