Selasa, 16 Desember 2014

Biografi Tokoh Bahasa Dan Sastra

BIOGRAFI TOKOH BAHASA DAN SASTRA
 OLEH  :MUHAMMAD ANANG APRIANTO


1.  Abdoel Moeis
   

BIOGRAFI:
Lahir
Meninggal
17 Juni 1959 (umur 72)Bandung,
Pekerjaan
Kebangsaan
Karyaterkenal
Abdoel Moeis adalah seorang sastrawan, politikus, dan wartawan Indonesia. Dia merupakan pengurus besar Sarekat Islam dan pernah menjadi anggota Volksraad mewakili organisasi tersebut. Abdul Muis dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional yang pertama oleh Presiden RI, Soekarno, pada 30 Agustus 1959.
Latar belakang
Abdul Muis adalah seorang Minangkabau, putra Datuk Tumangguang Sutan Sulaiman. Ayahnya merupakan seorang demang yang keras menentang kebijakan Belanda di dataran tinggi Agam. Selesai dari ELS, Abdul Muis melanjutkan pendidikannya ke Stovia (sekolah kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia), Jakarta.
Kehidupan
Abdul Muis memulai kariernya sebagai klerk di Departemen Onderwijs en Eredienst atas bantuan Mr. Abendanon yang saat itu menjabat sebagai Direktur Pendidikan. Namun pengangkatannya itu tidak disukai oleh karyawan Belanda lainnya. Setelah dua setengah tahun bekerja di departemen itu, ia keluar dan menjadi wartawan di Bandung. Pada tahun 1905, ia diterima sebagai anggota dewan redaksi majalah Bintang Hindia. Kemudian ia sempat menjadi mantri lumbung, dan kembali menjadi wartawan pada surat kabar Belanda Preanger Bode dan majalah Neraca pimpinan Haji Agus Salim.
Pada tahun 1913 ia bergabung dengan Sarekat Islam, dan menjadi Pemimpin Redaksi Harian Kaoem Moeda. Setahun kemudian, melalui Komite Bumiputera yang didirikannya bersama Ki Hadjar Dewantara, Abdul Muis menentang rencana pemerintah Belanda mengadakan perayaan peringatan seratus tahun kemerdekaan Belanda dari Perancis.
Tahun 1917 ia dipercaya sebagai utusan Sarekat Islam pergi ke negeri Belanda untuk mempropagandakan komite Indie Weerbaar. Dalam kunjungan itu, ia juga mendorong tokoh-tokoh Belanda untuk mendirikan Technische Hooge School – Institut Teknologi Bandung (ITB) di Priangan. Pada tahun 1918, Abdul Muis ditunjuk sebagai anggota Volksraad mewakili Central Sarekat Islam.
Selain berpidato ia juga berjuang melalui berbagai media cetak. Dalam tulisannya di harian berbahasa Belanda De Express, Abdul Muis mengecam seorang Belanda yang sangat menghina bumiputera.
Pada tahun 1920, dia terpilih sebagai Ketua Pengurus Besar Perkumpulan Buruh Pegadaian. Setahun kemudian ia memimpin pemogokan kaum buruh di Yogyakarta. Tahun 1923 ia mengunjungi Padang, Sumatera Barat. Disana ia mengundang para penghulu adat untuk bermusyawarah, menentang pajak yang memberatkan masyarakat Minangkabau. Berkat aksinya tersebut ia dilarang berpolitik. Selain itu ia juga dikenakan passentelsel, yang melarangnya tinggal di Sumatera Barat dan keluar dari Pulau Jawa.
Setelah kemerdekaan, ia mendirikan Persatuan Perjuangan Priangan yang fokus pada pembangunan di Jawa Barat dan masyarakat Sunda. Tahun 1959 ia wafat dan dimakamkan di TMP Cikutra, Bandung.
Karya
Hal yang perlu di teladani:
·          Kegigihan Abdul Muis melalui Komite Bumiputera yang didirikannya bersama Ki Hadjar Dewantara, menentang rencana pemerintah Belanda mengadakan perayaan peringatan seratus tahun kemerdekaan Belanda dari Perancis.
·          Keberanian Abdul Muis mengecam seorang Belanda yang sangat menghina bumiputera melalui tulisannya di harian berbahasa Belanda De Express
·         Keberanian Abdul Muis  menentang pajak yang memberatkan masyarakat Minangkabau,padang sumatera barat. Walaupun  akhirnya ia dilarang berpolitik. Selain itu ia juga dikenakan passentelsel, yang melarangnya tinggal di Sumatera Barat dan keluar dari Pulau Jawa.
Hal yang menarik dari tokoh :
·         Perjuanganya dengan berpidato dan melalui berbagai media cetak dengan  tulisannya di harian berbahasa Belanda De Express  mengecam seorang Belanda yang sangat menghina bumiputera.



2.            Habiburrahman El Shirazy
      

Nama pena
Kang Abik
Pekerjaan
Kebangsaan
Aliran satra
BIOGRAFI :
Habiburrahman El Shirazy(lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976; umur 37 tahun) adalah Novelis No. 1 Indonesia (dinobatkan oleh INSANI UNIVERSITAS DIPONEGORO (UNDIP) Semarang). Selain novelis, sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini juga dikenal sebagai sutradara, dai, dan penyair.

Pendidikan


Memulai pendidikan menengahnya di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan K.H. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke kota budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadist Universitas Al-Azhar, Kairo dan selesai pada tahun 1999. Pada tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma (Pg.D) S2 di The Institute for Islamic Studies di Kairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri.
Aktivias
Aktivitas kesehariannya lebih banyak digunakan untuk memenuhi undangan mengisi seminar dan ceramah, di samping juga menulis novel yang menjadi pekerjaan utamanya dan sesekali menulis skenario sinetron.

Prestasi

Pernah meraih Juara II lomba menulis artikel se-MAN I Surakarta (1994). Pemenang I lomba pidato tingkat remaja se-eks Keresidenan Surakarta (diadakan oleh Jamaah Masjid Nurul Huda, UNS Surakarta, 1994). Ia juga pemenang pertama lomba pidato bahasa Arab se-Jateng dan DIY yang diadakan oleh UMS Surakarta (1994). Meraih Juara I lomba baca puisi Arab tingkat Nasional yang diadakan oleh IMABA UGM Jogjakarta (1994).Pernah menjadi pemenang terbaik ke-5 dalam lomba KIR tingkat SLTA se-Jateng ..Beberapa penghargaan bergengsi lain berhasil diraihnya antara lain, Pena Award 2005, The Most Favorite Book and Writer 2005 dan IBF Award 2006.

Karya-karyanya Selama di Kairo

Selama di Kairo, ia telah menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarainya, di antaranya: Wa Islama (1999), Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan atas karya Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul 'Alim Wa Thaghiyyah, 2000), Darah Syuhada (2000). Biografi Umar bin Abdul Aziz (GIP, 2002), dll.

Karya puisi

Karya Puisinya dimuat dalam Antologi Puisi Dunia PPDKL (2002) dan Majalah Dewan Sastera (2002) yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia dalam dua bahasa, Inggris dan Melayu.
Karya sastra populer
Beberapa karya populer yang telah terbit antara lain, Ketika Cinta Berbuah Surga (MQS Publishing, 2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (Republika, 2005), Ayat-Ayat Cinta (Republika-Basmala, 2004), Diatas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Bertasbih (Republika-Basmala, 2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Republika-Basmala, 2007) dan Dalam Mihrab Cinta (Republika-Basmala, 2007). Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, Bulan Madu di Yerussalem, dan Dari Sujud ke Sujud (kelanjutan dari Ketika Cinta Bertasbih).

Karya film

Sebagai sutradara Kang Abik mengawali debutnya dengan film Dalam Mihrab Cinta yang diangkat dari novelnya dengan judul yang sama.
Hal yang perlu diteladani :
·         Prestasi yang diperoleh Habiburrahman El Shirazy dalam karya satra , puisi, dan film baik di dalam maupun di luar negeri.
·         Seseorang yang berbakat dalam penulisan  novel , sutradara , dan bahkan seorang da’i.
Hal yang menarik dari tokoh :
·         Aktivitas kesehariannya yang hanya untuk memenuhi undangan mengisi seminar dan ceramah, dan menulis novel dan sesekali menulis skenario sinetron.
·         Seseorang yang dapat meluangkan waktunya untuk belajar kitab kuning walaupun masih sekolah.



3.    Jose Rizal Manua
  
Lahir
Kebangsaan
Pekerjaan
Dikenal karena
Agama
BIOGRAFI :

Jose Rizal Manua (lahir di Padang, Sumatera Barat, 14 September 1954; umur 59 tahun) adalah seorang pujangga, sekaligus pendiri teater anak-anak, Teater Tanah Air, yang meraih juara pertama pada Festival Teater Anak-anak Dunia ke-9 di Lingen, Jerman, pada tanggal 14-22 Juli 2006. Selain itu ia juga adalah seorang pemeran dan pengisi suara dalam beberapa film. Pada tahun 2011 , Jose menjadi salah juri dalam Festival Teater SLTA Se-Jabodetabek yang berlangsung di GRJS Bulungan Jakarta Selatan.
Pendidikan
Sarjana Seni dari Fakultas Teater, Institut Kesenian Jakarta (1986).

Teater yang pernah didirikan

Penghargaan yang pernah diraih

  • Bersama Teater Tanah Air (TTA) meraih The Best Performance dan meraih medali emas di The Asia Pacific Festival of Children Theatre 2004, yang diadakan di Toyama, Jepang.
  • Bersama Teater Tanah Air (TTA) kembali meraih 19 medali emas di seluruh kategori pada Festival Teater Anak-anak Dunia ke-9, yang diadakan di Lingen, Jerman.
Filmografi
Hal yang perlu diteladani :
·         Penghargaan yang pernah diperoleh Jose Rizal Manua di luar negeri yaitu di negara jepang dan jerman dalam berseni.
·         Seorang seniman yang masih peduli dengan nasib anak-anak dengan mendirikan sebuah teater anak-anak.
Hal yang menarik dari tokoh:
·         Seorang seniman yang memiliki istri lebih dari satu yaitu tiga oramg istri.
·         Seorang seniman yang mempunyai kahlian dalam mengisi suara di beberapa film
   4.     Mochtar Lubis
                          
Lahir
Meninggal
2 Juli 2004 (umur 82)
Kebangsaan
Pekerjaan
Penulis
BIOGRAFI:

Mochtar Lubis (lahir di Padang, Sumatera Barat, 7 Maret 1922 – meninggal di Jakarta, 2 Juli 2004 pada umur 82 tahun) adalah seorang jurnalis dan pengarang ternama asal Indonesia. Sejak zaman pendudukan Jepang ia telah dalam lapangan penerangan. Ia turut mendirikan Kantor Berita ANTARA, kemudian mendirikan dan memimpin harian Indonesia Raya yang telah dilarang terbit. Ia mendirikan majalah sastra Horizon bersama-sama kawan-kawannya. Pada waktu pemerintahan rezim Soekarno, ia dijebloskan ke dalam penjara hampir sembilan tahun lamanya dan baru dibebaskan pada tahun 1966. Pemikirannya selama di penjara, ia tuangkan dalam buku Catatan Subversif (1980).
Pernah menjadi Presiden Press Foundation of Asia, anggota Dewan Pimpinan International Association for Cultural Freedom (organisasi CIA), dan anggota World Futures Studies Federation.
Novelnya, Jalan Tak Ada Ujung (1952 diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh A.H. John menjadi A Road With No End, London, 1968), mendapat Hadiah Sastra BMKN 1952; cerpennya Musim Gugur menggondol hadiah majalah Kisah tahun 1953; kumpulan cerpennya Perempuan (1956) mendapatkan Hadiah Sastra Nasional BMKN 1955-1956; novelnya, Harimau! Harimau! (1975), meraih hadiah Yayasan Buku Utama Departeman P & K; dan novelnya Maut dan Cinta (1977) meraih Hadiah Sastra Yayasan Jaya Raya tahun 1979. Selain itu, Mochtar juga menerima Anugerah Sastra Chairil Anwar (1992).
Bibliografi
  • Tidak Ada Esok (novel, 1951)
  • Si Jamal dan Cerita-Cerita Lain (kumpulan cerpen, 1950)
  • Teknik Mengarang (1951)
  • Teknik Menulis Skenario Film (1952)
  • Harta Karun (cerita anak, 1964)
  • Tanah Gersang (novel, 1966)
  • Senja di Jakarta (novel, 1970; diinggriskan Claire Holt dengan judul Twilight in Jakarta, 1963)
  • Judar Bersaudara (cerita anak, 1971)
  • Penyamun dalam Rimba (cerita anak, 1972)
  • Harimau! Harimau! (novel, 1975)
  • Manusia Indonesia (1977)
  • Berkelana dalam Rimba (cerita anak, 1980)
  • Kuli Kontrak (kumpulan cerpen, 1982)
  • Bromocorah (kumpulan cerpen, 1983)
Karya jurnalistiknya:
  • Perlawatan ke Amerika Serikat (1951)
  • Perkenalan di Asia Tenggara (1951)
  • Catatan Korea (1951)
  • Indonesia di Mata Dunia (1955)
Mochtar Lubis juga menjadi editor:
  • Pelangi: 70 Tahun Sutan Takdir Alisyahbana (1979)
  • Bunga Rampai Korupsi (bersama James C. Scott, 1984)
  • Hati Nurani Melawan Kezaliman: Surat-Surat Bung Hatta kepada Presiden Soekarno (1986)
Terjemahannya:
Hal yang perlu diteladani :
·           Keberhasilan seoramg penulis novel yang karya-karyanya mendapat penghargaan dari dalam negeri.
·           Semangatnya dalam menulis buku walaupun keadaan  di dalam penjara.
·           Seseorang yang tidak hanya ahli dalam penulisan novel saja tetapi juga berbakat dalam menerjemahkan buku, Editor dan jurnalistik.
·           Seseorang yang juga sebagai pelopor media berita pada saat pendudukan jepang di indonesia.
Hal yang menarik dari tokoh:
·      Seorang penulis buku menuangkan diri sendiri  dalam buku Catatan Subversif (1980) saat masih dalam penjara.
·      Seorang mantan narapidana yang Pernah menjadi Presiden Press Foundation of Asia, anggota Dewan Pimpinan International Association for Cultural Freedom (organisasi CIA), dan anggota World Futures Studies Federation.



5.    Raditya Dika
                              
Nama
Dika Angkasaputra Moerwani
Lahir
Pekerjaan
Agama
BIOGRAFI :
Raditya Dika (Dika Angkasaputra Moerwani) (lahir di Jakarta, 28 Desember 1984; umur 29 tahun), akrab dipanggil Radith, adalah seorang penulis asal Indonesia. Di Indonesia, Raditya Dika dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka. Tulisan-tulisan itu berasal dari blog pribadinya yang kemudian dibukukan. Buku pertamanya berjudul Kambing Jantan masuk kategori best seller .

Perjalanan dan Pemikiran

Radith mengawali keinginan untuk membukukan catatan hariannya di blog pribadinya saat ia memenangi Indonesian Blog Award. Radith juga pernah meraih Penghargaan bertajuk The Online Inspiring Award 2009 dari Indosat. Dari pengalaman itu, ia mencetak tulisan-tulisannya di blog .
Radit sukses menjadi penulis dengan keluar dari arus utama (mainstream). Ia tampil dengan genre baru yang segar. Yang membuat ia berbeda dari penulis lain adalah ide nama binatang yang selalu ia pakai dalam setap bukunya.. Bagi Radith, ini adalah selling point-nya.
Menurutnya, sebagai penulis tetap harus memiliki inovasi. Sebenarnya, pada bulan-bulan pertama, buku pertamanya tidak terlalu laku. Ini, menurut Radith, adalah risiko masuk dalam genre baru. Radith kemudian gencar berpromosi di blog yang ia kelola. Selain itu ia juga gencar promosi dari mulut ke mulut (word of mouth). Radith meminta pembacanya untuk berfoto dengan buku pertamanya itu kemudian dikirim ke Radith. Jadilah ini sebuah strategi pemasaran yang bisa mengelola pembaca sebagai target pasarnya. Menjadi penulis sukses bukan berarti tidak ada hambatan. Menurut Radith, hambatan bukan hanya dari industri buku, melainkan juga dari hal-hal yang sifatnya diagonal. Bagi Radith hal ini memang sudah lazim. Yang perlu dilakukan adalah terus berkreasi dan bertindak kreatif. Baginya, kompetisi yang ada adalah kunci untuk berinovasi.
Radith kini meneruskan studinya di Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Indonesia. Selain itu, kini ia berkarier di penerbit buku Bukune, Berkat adanya Raditya Dika, Stand Up Comedy Indonesia tidak lagi kuno. Ia memiliki prinsip bahwa Komedi itu sebagian dari hidupnya.

Karya tulis

Novel

Komik (bersama Adriano Rudiman)

Filmografi

Pemeran

Penulis skenario

Acara TV

Hal yang perlu diteladani :
·      Semangat Radith untuk mempromosikan hasil karta bukunya dengan berpromosi di blog yang ia kelola. Selain itu ia juga promosi dari mulut ke mulut (word of mouth).
·      Semangat Radith  terus berkreasi dan bertindak kreatif  Dan Tekanan kompetitor bisa menjadi motivasi untuk terus memberikan ide-ide baru dan menggali kemampuan.
Hal yang menarik dari tokoh:
·         Judul hasil karya buku semuanya  yang  mengandung nama binatang.
·         Seorang penulis yang memiliki prinsip bahwa Komedi itu sebagian dari hidupnya.


tae kwon do

tae kwon do